Tag Archives: belajar dibantu ibu

Tetap belajar dan bekerja, walau hampir lumpuh total

Pada saat membuka internet explorer, aku tertegun ketika membaca sebuah artikel tentang seorang perempuan yang hidup dalam tabung besi seperti terlihat dalam foto di bawah ini. Dia berasal dari Kota Lattimore, Amerika Serikat (AS). Namanya Martha Mason. Dia merupakan sosok yang luar biasa. Dia tetap bersemangat walaupun hidup hanya dalam sebuah tabung besi selama 60 tahun. Subhanallah.

Apa yang terjadi padanya? Mengapa sampai 60 tahun dia berada di tabung besi tersebut? Bagaimana dia bisa tersenyum dan penuh semangat menjalani hidup seperti itu?

_h473_w840_m6_otrue_lfalse (2)

Ternyata Mason terkena polio sejak berusia 11 tahun. Penyakit ini membuat dia lumpuh yang tidak sembarang lumpuh. Kelumpuhan ini hampir total. Dia hanya bisa berbaring tanpa bisa bergerak. Walaupun hidup dalam keterbatasan seperti itu, Mason menjalaninya dengan senang. Bahkan dalam keadaan seperti itu dia tetap belajar dan mengikuti ujian di dalam tabung besar itu. Dia lulus dari perguruan tinggi dengan nilai yang memuaskan. Bahkan dia juga telah berhasil menulis sebuah buku yang menceritakan tentang kehidupannya.

“Saya tahu saat itu saya menderita polio, namun saya tidak ingin orang lain tahu,” tulis Martha dalam bukunya.

“Akibatnya saya sekarang hanya bisa berbaring di dalam alat pernafasan untuk orang lumpuh,” tambahnya.

Tabung besi yang digunakan Mason membantu mengalirkan oksigen ke paru-parunya agar dia tetap bisa bernapas. Paru-paru Mason juga lumpuh, sehingga dia kesulitan bernafas. Tadinya saya berpikir alangkah menderitanya dia. Namun melihat senyum dalam foto itu, aku yakin dia memang hebat, dia tak kecewa sehingga dia tidak menderita. Mason berhasil lulus dengan bantuan ibu dan temannya. Mereka membantu Mason mengerjakan semua tugas sekolah. Mason melanjutkan pendidikannya di Universitas Charlotte. Dia berhasil mendapatkan gelar sarjana Bahasa Inggris.

Mason kemudian bekerja sebagai penulis di surat kabar lokal. Caranya dengan mendiktekan kata-kata pada ibunya. Ibunya setia sekali membantu Mason menulis kata-kata yang diucapkannya. Perjuangan hidupnya begitu hebat. Dalam keadaan yang hampir tak masuk akal, dia mampu berbagi ilmunya. Setiap hari dia diktekan ide-idenya. Analisisnya terhadap data amat hebat. Ketika dia ingin studi pustaka, ibunya yang membacakan buku, jurnal, atau majalah. Ketika ada gambar, ibunya berusaha mendekatkan gambar itu dan menjelaskannya. Sungguh luar biasa. Pada tahun 2009 Tuhan memanggil Mason pada usia 71 tahun, setelah 60 tahun berada di dalam alat pernapasan dari besi di atas.

Bangsaku, benarlah bahwa tiada sesuatu yang sulit, jika kita tak menganggapnya sulit. Insya Allah kita mampu layani bangsa secara optimal, berjuang bersama meningkatkan pendidikan bangsa, walau situasi dan kondisi bangsa seperti ini. Amin. Salam sehat selalu.